“Untuk menjadi orang yang luar biasa, kamu tidak bisa hanya menjadi
orang yang biasa-biasa saja dan untuk mencapai hal tersebut kamu harus berdoa
dan berusaha yang luar bisa pula.”
Itulah kalimat yang terlintas di
awal-awal saya nonton 99 Cahaya di Langit Eropa. Entahlah, kalimat itu
benar-benar terlintas begitu saja, bahkan saat saya baru beberapa detik duduk
saja saya langsung yakin bahwa film ini akan membangkitkan semangat saya untuk
mewujudkan impian-impian saya.
Dengan menonton film ini kembali menyadarkan
saya bahwa ilmu agama dan pengetahuan sejarah-sejarah Islam yang saya miliki sangat
minim. Tahukah kamu? Bahwa beberapa bangunan di Perancis dibangun sedemikian
rupa sehingga apabila ditarik garis lurus ke arah timur akan bertemu dengan
Ka’bah? Subhanallah… ini benar-benar merupakan bukti dari kemenangan Islam pada
masa lampau. Bangunan-bangunan tersebut masih berdiri dengan kokohnya sampai
saat ini dan menjadi tempat wisata yang mungkin selalu ramai sepanjang tahun.
Film ini mengajak/berpesan untuk
menjadi agen muslim yang membawa misi perdamaian. Keburukan tidak harus dibalas
dengan keburukan pula tetapi dengan kebaikan. Ketika ada yang memaki, memarahi,
menghina, atau merendahkan kamu jangan dibalas dengan keburukan yang serupa
tetapi balaslah dengan membuat dia bahagia, dengan memberikan dia hadiah
misalnya. :)
Ada satu hal yang miss di film
ini menurut saya. Fatma digambarkan begitu semangat untuk menjadi agen muslim
tetapi sayangnya dalam filmya ini Fatma dan Ayse makan dengan tangan kiri. Iya,
memang saat itu alat makan yang digunakan adalah pisau dan garpu. Dimana pisau
di tangan kanan dan garpu di tangan kiri dan jika sudah begitu maka secara otomatis
Si Subjek akan menyuapkan makanan menggunakan tangan kiri. Ada baiknya Fatma
dan Ayse tetap menyuapkan makanan dengan tangan kanan walaupun pada saat itu
alat makan yang digunakan adalah pisau dan garpu. Yak, mungkin ini terlewatkan
oleh sang pembuat film dan akan ada yang menganggap ini hanya hal kecil tapi sayangnya tidak bagi
saya.
Secara keseluhan, saya menyukai
film ini karena mereka membawa saya untuk melihat sebagian kecil dari Eropa dan
juga dari segi pemain-pemainnya yang bening-bening (Hahahah seperti tidak ada
kata ganti yang lain saja). Tapi bagi saya film ini datar, tidak ada klimaks
yang membuat saya puas. Mungkin karena ini masih part 1 kali ya? Sehingga klimaksnya belum terlalu maksimal. Yap..
semoga di part 2 nanti tidak sedatar
film pertama. Semoga saja.
p.s: sebenarnya saya tidak terlau
ingat apakah pada adegan tersebut Fatma benar-benar menyuap makanannya dengan
tangan kiri. Jika saya salah, mohon dikoreksi sehingga bisa saya perbaiki.
Terima kasih. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar