Pages

Hanya Ocehan

12.12.13


“Untuk menjadi orang yang luar biasa, kamu tidak bisa hanya menjadi orang yang biasa-biasa saja dan untuk mencapai hal tersebut kamu harus berdoa dan berusaha yang luar bisa pula.”

Itulah kalimat yang terlintas di awal-awal saya nonton 99 Cahaya di Langit Eropa. Entahlah, kalimat itu benar-benar terlintas begitu saja, bahkan saat saya baru beberapa detik duduk saja saya langsung yakin bahwa film ini akan membangkitkan semangat saya untuk mewujudkan impian-impian saya.

Dengan menonton film ini kembali menyadarkan saya bahwa ilmu agama dan pengetahuan sejarah-sejarah Islam yang saya miliki sangat minim. Tahukah kamu? Bahwa beberapa bangunan di Perancis dibangun sedemikian rupa sehingga apabila ditarik garis lurus ke arah timur akan bertemu dengan Ka’bah? Subhanallah… ini benar-benar merupakan bukti dari kemenangan Islam pada masa lampau. Bangunan-bangunan tersebut masih berdiri dengan kokohnya sampai saat ini dan menjadi tempat wisata yang mungkin selalu ramai sepanjang tahun.

Film ini mengajak/berpesan untuk menjadi agen muslim yang membawa misi perdamaian. Keburukan tidak harus dibalas dengan keburukan pula tetapi dengan kebaikan. Ketika ada yang memaki, memarahi, menghina, atau merendahkan kamu jangan dibalas dengan keburukan yang serupa tetapi balaslah dengan membuat dia bahagia, dengan memberikan dia hadiah misalnya. :)

Ada satu hal yang miss di film ini menurut saya. Fatma digambarkan begitu semangat untuk menjadi agen muslim tetapi sayangnya dalam filmya ini Fatma dan Ayse makan dengan tangan kiri. Iya, memang saat itu alat makan yang digunakan adalah pisau dan garpu. Dimana pisau di tangan kanan dan garpu di tangan kiri dan jika sudah begitu maka secara otomatis Si Subjek akan menyuapkan makanan menggunakan tangan kiri. Ada baiknya Fatma dan Ayse tetap menyuapkan makanan dengan tangan kanan walaupun pada saat itu alat makan yang digunakan adalah pisau dan garpu. Yak, mungkin ini terlewatkan oleh sang pembuat film dan akan ada yang menganggap  ini hanya hal kecil tapi sayangnya tidak bagi saya.

Secara keseluhan, saya menyukai film ini karena mereka membawa saya untuk melihat sebagian kecil dari Eropa dan juga dari segi pemain-pemainnya yang bening-bening (Hahahah seperti tidak ada kata ganti yang lain saja). Tapi bagi saya film ini datar, tidak ada klimaks yang membuat saya puas. Mungkin karena ini masih part 1 kali ya? Sehingga klimaksnya belum terlalu maksimal. Yap.. semoga di part 2 nanti tidak sedatar film pertama. Semoga saja.


p.s: sebenarnya saya tidak terlau ingat apakah pada adegan tersebut Fatma benar-benar menyuap makanannya dengan tangan kiri. Jika saya salah, mohon dikoreksi sehingga bisa saya perbaiki. Terima kasih. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Populer Post