Pernah merasa panik? Kemarin malam
saya merasakannya. Saya panik dan bingung harus menghubungi siapa.
Kemarin malam sekitar jam 10 saya di telfon oleh Iqbal. Saya
kaget! Tumben sekali dia menelfon saya. Saya kira dia mau beli pulsa.. hahaaha..
Ok lanjut ke cerita. Dia mengatakan bahwa saat itu SU DPM sedang membahas LPM
dan sayangnya tidak ada satupun anak LPM PROFESI yang hadir di sana. Kemudian
ia melanjutkan, jika tidak ada yang hadir apa mau LPM di hapus saja dari KM
UII? Wooo mendengarkan kata kata "dikeluarkan" otomatis saya kaget.
Walau sempat terpikir apa iya mereka mempunyai kewenangan sebesar itu?
Orang pertama yang saya
hubungi justru Randi bukan Sammy. Kenapa Randi? Karena saya merasa dia yang
bisa dan mau begitu saja datang ke kampus malam-malam. Setidaknya jika dia
sedang berada di kos maka jarak dia dengan kampus tidak terlalu jauh. Tetapi,
saya justru mendapatkan penolakan!! Ia merasa klo dia terus yang datang apa
kabar dengan yang namanya regenerasi?! Ok, baiklah saya pun mengerti. Atas saran
Randi saya pun menghubungi sang PU yang terhormat. Tapi apa yang terjadi? Saat saya
mencoba menghubungi sang PU, tidak ada
satupun nomornya yang aktif. Ini bikin saya emosi, sampai-sampai saya ngetwit
dengan kata-kata “WTH”.
Hingga pada akhirnya saya
mendapatkan orang yang bersedia malam-malam datang ke kampus demi LPM PROFESI. Dia
adalah Gena. Ah.. saya sungguh berterima kasih sama dia. Awalnya saya agak
pesimis dia mau datang secara saat itu sudah hampir jam 11 malam dan dia perempuan!! Saya ga tega kalau minta dia untuk
keluar malam-malam. Walau saat itu Gena
sudah mengiyakan, saya tetap mencari orang untuk menemani dia. Ah.. lagi-lagi
saya mendapatkan penolakan. Ada yang ternyata rumahnya jauh dari kampus dan ada
yang udah mau tidur.
Di akhir keputusasan saya karena
sudah satu jam telfon dan sms sana-sini, saya memustuskan untuk menelfon Ventri.
Baru saja ngobrol dengan Ventri eh si Pak PU terhormat menelfon dan mengatakan
akan datang ke kampus untuk menyusul Gena betapa leganya saya mendengar itu. Seseudah
menerima telfon dari Sammy itu sesi curhat bersama Ventri pun saya lanjutkan. Hahaha...
Dari kejadian ini, saya jadi tahu
seperti apa diri saya ketika dilanda kepanikkan. Saya bingung dan sulit untuk
menghadapinya dengan santai seperti di pantai ataupun sloww kayak di pulawww..
tapi satu hal yang membuat saya semakin sadar akan kehadiran sahabat. Bersama sahabat
kita bisa saling mendengarkan, memberi saran, dan memberikan ketenangan. Terima
kasih untuk kalian yang selalu ada ketika saya membutuhkan kalian
sahabat-sahabatku..